Alat
Kelamin (Reproduksi) Pria- Alat
kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa (sperma).
Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin dalam dan alat kelamin luar.
Gambar 10.1 Sistem reproduksi pria
a. Alat kelamin dalam Laki-laki
Alat
kelamin dalam terdiri atas:
1)
Testis
Testis
atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah
penis, dalam scrotum (kantung zakar). Pria memiliki sepasang testis yang
berbentuk oval berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang
testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung
zakar (skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon
kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat
jantan’, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya. Di dalam
testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang
merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat
epididimis. Dari masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria
memproduksi sperma setiap waktu. Pria dapat melepaskan sperma saat ejakulasi
atau waktu puncak bersenggama. Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin
jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis terdapat
pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding
tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang menghasilkan hormon
testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula
sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa,
sel ini disebut sel sertoli.
Skrotum
disusun oleh otot-otot berikut.
a)
Otot dartos
Otot
dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri. Otot dartos
berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur. Skrotum
memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara
panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun
lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan
menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan
untuk menunjang fungsi dari testis.
b)
Otot kremaster
Otot
kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi
untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses
spermatogenesis dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC
lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat
produksi spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi
spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang
kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit
yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum
memiliki banyak kelenjar keringat,m untuk mendinginkannya dilakukan melalui
proses penguapan air keringat.
Hormon
testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta
penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan
berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita. Pada seorang
laki-laki testis dapat mengalami gangguan, antara lain tumor, yaitu
pembengkakan yang terjadi pada testis. Pembengkakan dapat juga diakibatkan
pengumpulan cairan antara lapisan-lapisan pembungkus atau pembesaran pembuluh
darah balik. Gondongan pada orang dewasa dapat pula menyebabkan pembengkakan
dan peradangan testis sehingga menimbulkan kemandulan.
2)
Saluran pengeluaran
Saluran
pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria terdiri atas
saluran epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a)
Saluran epididimis
Di
tempat ini, sperma mengalami pematangan. Selanjutnya dari sini, sperma bergerak
menuju kantung kemih (vesikula seminalis) melalui saluran mani ( vas deferens).
Sperma ditampung sementara waktu pada kantung kemih.
b)
Vas deferens
Vas
deferens merupakan sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak menempel pada
testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran
ini adalah sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen (kantung mani/ vesikula seminalis).
Vas
deferens menghasilkan sekret dan kelenjar, Fungsi dari sekret ini antara
lain seperti berikut.
a)
Menyediakan zat gizi yang dibutuhkan oleh spermatozoa, seperti karbohidrat,
vitamin, dan asam amino. Karbohidrat yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.
b)
Sekret bersifat basa yaitu memiliki pH 7,2 – 7,4, sehingga dapat menetralkan
asam yang terdapat di liang senggama wanita. Karena spermatozoa dapat mati jika
berada pada pH asam.
b)
Sekret mengandung lendir pelumas dan zat yang disebut prostaglandin yang dapat
merangsang pergerakan dinding rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut
dengan air mani atau semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat bertahan hidup
selama 6 minggu, tetapi apabila berada pada tubuh wanita hanya bertahan selama
1-2 hari.
c)
Saluran ejakulasi
Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra.
d)
Uretra
Uretra
adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau
ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam
sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria, panjang
uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi
menjadi empat bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya, yaitu:
•
Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
•
Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat
pembukaan kecil, di mana terletak muara vas deferens.
•
Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat
kelenjar bulbo uretralis.
•
Pars spongiosa/ cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus
spongiosum penis.
3)
Kelenjar kelamin Laki-laki
Saluran
kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan getah atau
semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula seminalis, kelenjar prostat,
dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
a)
Vesikula seminalis
Vesikula
seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga kantung semen.
Dinding vesikula menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan bawah
kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen.
Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam
amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu,
vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat
otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai uterus.
b)
Kelenjar prostat
Kelenjar
prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan antara uretra
dengan vas deferens. Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua
kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat
alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan
keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran
kecil.
c)
Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper. Kelenjar ini kecil, berjumlah
sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan
disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Kelenjar Cowper
terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung menuju uretra. Kelenjar
prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk menghasilkan sekret (hasil produksi
kelenjar) untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
4)
Uretra
Uretra
adalah saluran di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran urin dari kandung
(vesica urinaria) keluar tubuh dan sebagai saluran jalannya semen dari kantong
semen.
b. Alat kelamin luar Laki-laki
Alat
kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ yang
berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari
alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada
pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan pengembangan penis
karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria di kenal dengan
buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
1)
Penis
Penis
(dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan
dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Penis terdiri atas
tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2)
Scrotum (kantung zakar)
Scrotum
merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang,
yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos. Skrotum disusun
oleh otot-otot berikut.
a)
Otot dartos
Otot
dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri. Otot dartos
berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur. Skrotum
memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara
panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun
lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan
menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan
untuk menunjang fungsi dari testis.
b)
Otot kremaster
Otot
kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi untuk
mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis
dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC lebih
rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat
produksi spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi
spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang
kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit
yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum
memiliki banyak kelenjar keringat,m untuk mendinginkannya dilakukan melalui
proses penguapan air keringat. Produksi dan transpor sperma adalah sebagai
berikut.
1)
Saluran seminiferus merupakan sebagian besar jaringan pada testis. Ada sekitar
100 saluran.
2)
Epitel pada dinding saluran seminiferus terdiri atas satu lapis sel epitel
lembaga dan sekitar enam lapisan sel yang berkembang dari sel tersebut dalam
pembentukan sperma.
3)
Sel-sel leydig di sekeliling tubulus seminiferus, disebut juga sel-sel
interstitial yang menghasilkan testosteron, suatu hormon laki-laki.
4)
Di antara sel-sel yang sedang membelah terdapat sel sertoli sebagai sel pemberi
nutrisi pada sperma.
Sperma
matang dari tubulus seminiferus langsung masuk ke saluran epididimis. Saluran
epididimis mencapai panjang 6 meter. Epididimis melekat di bagian luar testis.
Di dalam epididimis sperma disimpan sementara sebelum disalurkan ke vas
deferens. Di saluran epididimis sperma diberi zat-zat sumber makanan. Dari
epididimis, sperma bergerak ke vas deferens yang letaknya di ronga perut. Vas
deferens menerima sekret berupa cairan nutrisi dari vesicula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery. Cairan nutrisi merupakan cairan yang
terbanyak disekresi dari kelenjar prostat. Cairan yang berisi nutrisi dan zat
penguat daya tahan sperma bersama sperma disebut semen (mani). Mani berupa
cairan yang berfungsi pula sebagai medium renang bagi sperma, mulai dari vas
deferens ke saluran ejakulatori di dalam penis, sampai ke dalam vagina (apabila
terjadi kopulasi). Vas deferens bergabung dengan saluran kencing (uretra) yang
berasal dari kantung kencing, kemudian menjadi satu dalam penis.
Alat
Kelamin (Reproduksi) Wanita- Alat
reproduksi wanita seperti juga pada pria terdiri atas alat kelamin luar dan
dalam organ reproduksi pada wanita adalah ovarium. Ovarium berfungsi
menghasilkan sel telur (ovum).
a.
Alat kelamin luar
Alat
kelamin luar terdiri atas:
1)
Celah luar disebut vulva. Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan scrotum
pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (
penghasil minyak). Setelah puber labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium
minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang
vagina
dan uretra. Daerah ini disebut Mons pubis (mons veneris). Di bagian bawah dari monspubis
terdapat suatu lipatan yang berjumlah sepasang yang disebut dengan labium
mayor (bibir besar). Pada bagian lebih dalam dari labium mayor terdapat
pula lipatan yang kedua berjumlah sepasang yang disebut dengan labium minor
(bibir kecil). Kedua lipatan ini berfungsi untuk melindungi vagina. Di bagian
atas dari struktur labium ini terdapat klitoris, yang merupakan organ
erektil pada wanita. Pada bagian ini terdapat klitoris yang banyak
terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Klitoris merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris
merupakan pertemuan antara labium minor kiri dan kanan yang bertemu di depan.
Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama
dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap
rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Saluran yang langsung berhubungan dengan
vulva adalah uretra dan vagina.
2)
Sepasang bibir besar atau lipatan kulit disebut juga (Labium mayora) membatasi
kedua belah celah dan sepasang bibir kecil lipatan disebut (Labium minora). Di
bagian depan labium minor terdapat tonjolan yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan suatu berkas jaringan yang peka. Klitoris berasal dari
bahasa Yunani, yang berarti sebuah bukit kecil.
3)
Perineum
Perineum
merupakan suatu jaringan fibromuskuler di antara vagina dan anus. Perineum
merupakan pertemuan labium mayor kiri dan kanan yang bertemu di bagian
belakang. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di
bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik.
Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan
dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap
lembap karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang
lebih dalam. Pada wanita, awal pubertas biasanya dimulai pada usia 9 sampai 16
tahun. Pada usia ini, tingkat pertumbuhan remaja putri meningkat pesat,
disertai pembesaran payudara
dan tumbuhnya rambut pubis. Dalam waktu 1 hingga 2 tahun setelah perubahan ini,
tumbuh bulu ketiak dan keputihan normal ( leukorea f siologis). Beberapa
bulan kemudian periode menstruasi pertama ( menarkhe) pun dimulai yang
akhirnya akan menjadi menstruasi siklik. Kejadian menarkhe ini berbeda pada
tiap individu.
b.
Alat Kelamin dalam
Alat
kelamin dalam terdiri atas:
1)
Ovarium (Sepasang indung telur)
Ovarium
terdapat dalam rongga badan di daerah pinggang, yaitu di sebelah kanan dan
kiri. Dalam ovarium terdapat kelenjar endokrin dan jaringan tubuh yang membuat
sel telur (ovum) yang disebut folikel. Sel folikel akan memproduksi sel
telur pada ovarium wanita. Peristiwa pelepasan sel telur (ovum) dari ovarium
setelah folikel masak disebut ovulasi. Ovulasi pada wanita berlangsung sebulan
sekali. Pada saat folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen,
dan setelah ovulasi menghasilkan hormon progesteron.
alat reproduksi wanita. Sumber: New
Understanding Biology, Susan Toole & Glenn
Ovarium
terletak di sebelah kiri dan kanan
rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1 – 1,5 cm,
tebal 0,5 – 1,5 cm dan berat 15 gram. Umumnya sel telur diproduksi setiap 28
hari. Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium ini terbungkus dalam kantong yang
disebut folikel. Sebelum memasuki masa usia subur, folikel dan sel telur
terlihat seolah-olah mati. Seiring dengan bertambahnya usia maka akan bertambah
besar dan fungsional dengan dirangsang oleh hormon FSH (Folicle Stimulating
Hormon) dan LH (Luteinizing Hormone) yang berasal dari kelenjar
hipofise di otak. Folikel akan semakin besar dan menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron yang akan merangsang untuk menghentikan produksi hormon FSH dan
LH. Hormon estrogen dan progesteron akan mempengaruhi sifat-sifat pada wanita untuk
menjadi dewasa. Saat pertengahan terjadinya menstruasi, folikel semakin
bertambah besar dan akhirnya pecah untuk mengeluarkan sel telur yang ada di
dalamnya, yang disebut ovulasi. Sebelum terjadinya kehamilan, hampir
seluruh hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium dan sebagian kecil kelenjar
adrenal. Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya akan disalurkan
melewati oviduk. Oviduk ini merupakan saluran yang panjang menuju ke
rahim. Oviduk disebut juga saluran tuba fallopi. Di dalam saluran inilah
terjadi pembuahan antara sperma dan ovum. Di dalam sepanjang saluran tuba
fallopi ini terdapat rambut-rambut getar atau cilia yang berfungsi untuk
mendorong atau mempermudah jalannya zigot hasil pembuahan. Ovarium memulai
tugasnya pada saat seorang anak wanita mulai mengalami haid, sekitar umur 10-12
tahun. Di dalam ovarium ini, sebenarnya terdapat ratusan sel telur, tetapi
setiap bulannya hanya ada satu sel telur yang matang, entah dari ovarium
sebelah kiri atau sebelah kanan. Telur yang matang ini hanya bertahan hidup
selama 24 jam (satu hari). Jika sperma berjumpa dan berhasil menembus sel telur
yang matang, yang masih hidup, maka terjadi pembuahan (ovulasi). Sel telur yang
berhasil dibuahi oleh sel spermatozoa akan
membentuk zigot. Selanjutnya akan berkembang sampai menjadi bayi selama
sembilan bulan lebih beberapa hari dalam kandungan. Setiap janin wanita pada
usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh)
dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak
300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur, tetapi
hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita,
biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak
mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh
sel telur akan hilang pada masa menopause.
Sebelum
dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur
yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya,
sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan
genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah
lanjut. Selain itu, ovarium memproduksi juga dua hormon penting dalam kehidupan
perempuan. Kedua hormon tersebut adalah estrogen dan progesteron. Hormon-hormon
ini berpengaruh besar pada pertumbuhan, pembangunan, dan berfungsi untuk semua
organ tubuh perempuan terutama alat-alat reproduksi. Misalnya, hormonlah yang
menyebabkan pertumbuhan payudara dan penyebab haid (menstruasi) setiap bulan.
2)
Saluran tuba fallopii
Saluran
tuba fallopii atau oviduk berjumlah sepasang, di kanan dan di kiri. Saluran ini
menghubungkan ovarium dengan rahim. Bagian pangkalnya berbentuk corong disebut tuba
infundibulum. Tuba infundibulum ini dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang
dinamakan fimbriae. Fimbriae berfungsi menangkap sel telur yang telah
masak dan lepas dari ovarium. Tuba fallopii berfungsi untuk menggerakkan ovum
ke arah rahim dengan gerak peristaltik dan dengan bantuan silia. Bagian dalam
(lumen) dari tuba falopi dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk mendorong ovum
bergerak ke dalam tuba falopi ketika terjadi ovulasi. Bagian pangkalnya
berbentuk corong disebut tuba infundibulum. Tuba infundibulum ini
dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang dinamakan fimbriae. Fimbriae
berfungsi menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium.
3)
Uterus (rahim)
Uterus
tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba falopi
bagian kiri dan kanan. Uterus
berbentuk seperti buah pir. Bagian bawah dari uterus disebut serviks (leher
rahim). Jaringan yang menyusun uterus berupa otot polos dan lapisan endometrium
(dinding rahim) yang tersusun dari epitel dan menghasilkan banyak lendir dan
pembuluh darah. Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan menebal,
tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium akan meluruh.
Fungsi
uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin. Di sinilah
janin akan tumbuh besar yang kemudian kehidupannya ditopang oleh plasenta.
Plasenta akan mencukupi kebutuhan janin yang berupa O2 dan makanan
yang diperoleh dari ibunya. Rahim manusia memiliki satu ruangan dan berbentuk
buah pir, pada bagian bawahnya mengecil dan disebut leher rahim atau
serviks uteri, bagian ujung yang besar disebut badan rahim atau corpus
uteri. Lapisan terdalam yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan
epitel yang disebut endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini
menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Sebulan sekali, pada saat
menstruasi (haid) lapisan ini dilepaskan diikuti dengan pendarahan. Dinding
pada rahim selalu mengalami perubahan ketebalan, peristiwa ini dipengaruhi
hormon, di antaranya adalah:
a)
Menjelang ovulasi dinding menebal, karena pengaruh hormon estrogen.
b)
Dinding rahim akan semakin menebal setelah ovulasi, karena pengaruh hormon
progesteron.
c)
Pada saat menstruasi dinding rahim tipis kembali, karena dinding endometrium
mengelupas. Setelah menstruasi, dinding dibentuk kembali, peristiwa ini disebut
siklus menstruasi.
d)
Uterus atau rahim merupakan ruangan tempat janin menempel, tumbuh dan
berkembang. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a)
Serviks (leher rahim)
Serviks
terletak di puncak vagina. Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka
ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks yang memungkinkan sperma
masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan
penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama
masa ovulasi (pelepasan
sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit
sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses
persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran
serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat
ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat
ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan
terjadilah pembuahan (fertilisasi).
Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu
menyimpan sperma yang hidup selama 2 – 3 hari. Sperma ini kemudian dapat
bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk membuahi sel
telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1 -2 hari
sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. Selama masa reproduktif, lapisan
lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan
sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.
b)
Korpus (badan rahim)
Korpus
biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah
2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa
melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya
mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Lapisan
dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus
menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka
endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan
siklus menstruasi. Telur yang terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri
dan menanamkan diri (nidasi) dalam selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur
yang tertanam ini tidak mudah lepas atau rontok, karena lapisan dinding rahim
cukup tebal. Telur ini akan tumbuh menjadi janin. Selanjutnya, rahim akan
melindunginya dan memelihara kehidupan baru sampai pada saat kelahiran bayi.
Selama kehamilan, rahim
sedikit demi sedikit tumbuh menjadi pegangan bagi pertumbuhan bayi, dengan
kantung cairan di sekelilingnya dan dihubungkan oleh plasenta (ari-ari).
Berbeda dengan sebelum kehamilan, pada saat kelahiran bayi, berat rahim sendiri
mendekati satu kilogram. Sedangkan berat bayi, plasenta, dan cairan yang
mengelilinginya, semuanya sekitar lima kilogram.
4)
Vagina (liang peranakan)
Vagina
(dari bahasa Latin yang makna literalnya pelindung atau selongsong)
adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh.
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan
sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya
selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Lubang pada vagina
disebut introitus dan
daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.
Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan
(lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di
depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung
kemih. Dinding vagina lebih tipis dari rahim dan banyak lipatan-Iipatan. Hal
ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Selain itu, juga terdapat lendir
yang dihasilkan oleh dinding vagina dan suatu kelenjar, yaitu kelenjar barlholini.
No comments:
Post a Comment