FARMAKOLOGI OBAT KELENJAR TIROID
Kelenjar Tiroid
Tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) disekresikan
oleh kelenjar tiroid. Jika adadefisiensi tiroid (hipotiroidisme), T4 dan
T3 buatan boleh diberikan, baik secara tersendiri atau dalam bentuk
gabungan. Jika kelenjar tiroid mensekresikan hormone-hormon tiroid secara
sangat berlebihan (hipertiroidisme), biasanya merupakan indikasi pemberian obat
antitiroid.
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme, suatu penurunan sekresi hormone tiroid, dapat memiliki
penyebab primer(gangguan kelenjar tiroid) atau penyebab sekunder (kekurangan
sekresi TSH). Hipotiroidisme primer
lebih sering muncul, dan terjadi karena penurunan T4 dan peningkatan
kadar TSH, yang disebabkan oleh peradangan akut atau kronik dari kelenjar
tiroid, terapi dengan radioiodin, kelebihan makan obat antitiroid, dan operasi.
Miksedema adalah hipotiroidisme berat ; gejala-gejalanya mencakup
letargi, apati, gangguan ingatan, perubahan emosi, bicaranya lambat, suara
dalam dan kasar, edema kelopak mata dan wajah, kuliut kering tebal, intoleran
dingin, denyut melambat, konstipasi, berat badan naik, dan menstruasi yang
tidak teratur. Obat yang mengandung T4 dan T3, sendiri-sendiri atau gabungan,
dipakai untuk mengobati hipotiroidisme.
Farmakokinetik
Levotiroksin (T4) dan liotironin (T3) merupakan
hormon tiroid sintetik. Lima puluh samai 75 persen dari levotiroksin diabsorpsi
oleh mukosa gastrointestinal, dan 90% liotironin diabsorpsi. Kedua obat ini
sangat mudah berikatan dengan protein,
dan bila diberikan dengan obat-obat lain yang juga mudah berikatan dengan
protein seperti obat antikoagulan dapat menimbulkan efek samping. Waktu paruh
levotiroksin lebih panjang dari liotironin. Levotiroksin dieksresikan ke dalam
empedu dan tinja ; eksresi liotironin tidak diketahui.
Farmakodinamik
Levotiroksin dan liotironin memiliki kerja yang serupa. Hormon-hormon ini
meningkatkan tingkat metabolisme, curah jantung, sintesa protein, dan pemakain
glikogen. Waktu konsentrasi puncak dan lama kerja levotiroksin jauh lebih lama
daripada liotironin. Liotrix adalah suatu kombinasi T4 dan T3,
yang kadar T4-nya lebih besar.
Ada banyak nteraksi obat dengan kedua hormone ini. Keduanya meningkatkan
efek antikoagulan oral karena menggantikan tempat antikoagulan dalam mengikat
protein. Jika salah satu dari obat ini dipakai dipakai bersama-sama dengan obat
adrenergik, seperti dekongestan atau vasopresor, kerja jantung dan susunan
saraf pusat meningkat.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah meningkatnya kadar T4 dan T3 dalam sirkulasi, yang
terjadi akibat kelenjar tiroid terlalu aktif atau pengeluaran hormon-hormon
tiroid secara berlebihan dari satu atau lebih nodulus tiroid. Penyakit Grave,
tirotoksikosis, adalah tipe hipertioridisme
yangpalig sering karena hiperfungsi dari kelenjar tiroid. Keadaan ini ditandai
dengan cepatnya denyut nadi (takikardia), palpitasi, keringat berlebihan, cepat
tidak tahan panas, gugup, mudah marah, eksoptalmos (mata menonjol), dan berat
badan turun.
Hipertiroidisme
dapat diobat dengan operasi pengangkatan sebagian kelenjar tiroid (Tiroidektomi
subtotal), terapi yodium radioaktif, atau obat-obat antitiroid, yang menghambat
baik sintesis maupun pelepasan hormon tiroid.
Interaksi Obat
Obat-obat tiroid berinteraksi dengan banyak obat lain. Jika dipakai
bersama-sama dengan obat antikoagulan (warfarin [Coumadin]), obat-obat ini
dapat menyebabkan peningkatan efek antikoagulan. Selain itu obat-obat tiroid
menurun kan efek insulin dan antidiabetik oral ; digoksin dan litium
meningkatkan kerja obat-obat tiroid ; fenitoin (Dilantin) maningkatkan kadar T3
serum.
No comments:
Post a Comment