BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengkajian Nutrisi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam asuhan keperawatan dirumah sakit.
Nutrisi memegang peran penting dalam memelihara kesehatan dan menambah daya
tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses penyembuhan penyakit.
Pengkajian Nutrisi meliputi pengumpulan informasi tentang status nutrisi dan
untuk menentukan adanya masalah kebutuhan nutrisi.
Ada tiga tujuan
pengkajian nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan
pengaruhnya terhadap status kesehatan, mengumpulkan informasi khusus untuk
membuat rencana asuhan keperawatan tentang nutrisi, dan menilai efektifitas
asuhan keperawatan dan kemungkinan memodifikasi asuhan keperawatan tentang
nutrsi jika diperlukan (Potter, &
Perry. 1992 hal. 1115). Selain itu, pengkajian nutrisi bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya kelebihan nutrisi yang berisiko terhadap obisitas,
diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi dan untuk mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas,1994
hal. 98).
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang dibahas diantaranya adalah :
1.2.1 Apa pengertian
dari Pengkajian Nutrisi itu sendiri ?
1.2.2 Komponen apa saja
yang harus ada dalam Pengkajian Nutrisi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui
pengertian dari Pengkajian Nutrisi
1.3.2 Mengetahui
komponen-komponen yang harus ada dalam Pengkajian Nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengkajian Nutrisi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam asuhan keperawatan dirumah sakit.
Pengkajian Nutrisi meliputi pengumpulan informasi tentang status nutrisi dan
untuk menentukan adanya masalah kebutuhan nutrisi. Komponen pengkajian nutrisi
terdiri dari pemeriksaan antropometrik, pemeriksaan biokimia, pemeriksaan
klinis, dan riwayat diet.
2.1 Komponen Pengkajian Nutrisi
2.1.1 Pemeriksaan
Antropometrik
Pengukuran antropometrik
adalah pengukuran tentang ukuran, berat badan, dan proporsi tubuh manusia.
Pengukuran antropometrik meliputi tinggi badan, berat badan, tebal lipatan
kulit dan lengan. Beberapa bagian tubuh seperti kepala, dada, dan lengan adalah
area pengukuran antropometrik. Tujuan pengukuran antropometrik adalah untuk
mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi
pada tubuh.
§ Tinggi Badan
-
Dewasa dan balita : posisi berdiri tanpa alas kaki
-
Bayi dan dewasa tidak dapat berdiri : posisi berbaring
§ Alat : meteran diukur
menggunakan satuan sentimeter (cm) atau inci
§ Berat badan
alat ukur timbangan, cara :
-
Alat dan skala ukur harus sama setiap kali menimbang
-
Tanpa alas kaki
-
Pakaian pasien usahakan tidak tebal, relatif sama
-
Waktu relatif sama
§ Perhatikan TB, bentuk rangka, proporsi lemak, otot tulang, bentuk dada pasien
§ Kondisi patologi : asites, edema, splenomegali
§ Berat Badan Ideal (BBI)
Adalah BB untuk TB
tertentu yang secara statistik dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan
dan umur panjang.
§ Penilaian BBI : TB – 100
– (10% TB – 100)
§ BB batas normal : BBI +
10%
§ Kurang nutrisi : BB 20%
lebih rendah BBI
§ Kelebihan nutrisi : BB
20% diatas BBI
TSF lebih dari 15 mm
(pria)
TSF lebih dari 25 mm
(wanita)
2.1.2 Tebal Lipatan Kulit
§ Merupakan cara
menentukan presentase lemak pada tubuh : jaringan subkutan, masa otot dan
status kalori.
§ Tempat pengukuran : trisep skinfold (TSF), subskapula,
suprailiaka
§ Cara : buka baju, privacy dan rasa nyaman pasien, lengan tidak
dominan, TSF diukur pada titik tengah lengan atas antara processus acromion –
olecranon anjurkan pasien untuk rilex.
§ Alat : kaliper
§ Lingkar Tubuh : kepala, dada, lengan atas baian tengah, otot lengan atas bagian
tengah.
§ Pengkajian tumbang bayi
: lingkar dada, kepala.
§ LLA dan LOLA
LLA menggunakan alat
ukur seperti tukang jahit
Normal pria 25,3 cm dan wanita 23,3 cm
§ Lingkar pergelangan
tangan, latakan bagian distal dekat prosesus styloid : kerangka besar lebih
dari 10,4 – 9,6 cm ; sedang 10,4 – 9,6 cm dan kurang 9,6 cm kerangka tersebut
kecil ; (Potter & Perry 1992).
2.1.3 Pemeriksaan Biokimia
§ Umumnya digunakan
nilai-nilai Biokimia seperti : kadar limposit, serum albumin, zat besi. Serum
transferin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen dan tes
antigen kulit (Barkaukas, 1995).
§ Resiko status nutrisi
kurang bila hasil laboratorium ada penurunan nilai limposit, serum albumin
kurang dari 3,5 gram/ dl dan peningkatan atau penurunan kadar kolesterol
(Taylor, 1989).
§ Serum albumin < 3,4
gr/ dl perlu adanya pem lain. Bila lebih rendah 2,5 gr/ dl adanya deplesi
protein.
Keseimbangan Nilai
Nitrogen
§ Guna : menentukan kadar
pemecahan protein dalam tubuh.
§ Keadaan normal : tb mendapat
protein dari makanan dan mengeluarkannya lewat urin, keringat dan feses.
§ Protein Negatif : ketika
katabolisme protein melebihi pemasukan melalui makanan yang dikonsumsi setiap
hari.
Terjadi pada : stress
berat, injuri – terus menerus : malnutrisi.
§ Protein positif :
anabolisme, proses tumbang pada bayi, anak-anak dan remaja.
Terjadi pada : hamil,
proses penyembuhan luka.
Hemoglobin dan
Hemotokrit
§ Kurang Hb Ht :
defisiensi bahan nutrisi, bila pasien malnutrisi berat.
§ Penurunan Hb Ht
-
Defisiensi Zat Besi, Vit. B12, asam folat dan piridoksin.
-
Kehilangan darah kronis, overdehidrasi.
§ Peningkatan Hb Ht
-
Dehidrasi, anoksia kronik, polisitemia dan tumor.
§ Hb normal laki-laki
14-17 gram/ dl wanita 12-14 gram/ dl
§ Ht normal laki-laki
40-54 % dan wanita 37-47 %
No comments:
Post a Comment