Friday, January 25, 2013

Sistem Reproduksi


Alat Kelamin (Reproduksi) Pria- Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa (sperma). Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin dalam dan alat kelamin luar.
Gambar 10.1 Sistem reproduksi pria
Gambar 10.1 Sistem reproduksi pria
a. Alat kelamin dalam Laki-laki
Alat kelamin dalam terdiri atas:
1) Testis
Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah penis, dalam scrotum (kantung zakar). Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya. Di dalam testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat epididimis. Dari masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria memproduksi sperma setiap waktu. Pria dapat melepaskan sperma saat ejakulasi atau waktu puncak bersenggama. Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.
Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.
a) Otot dartos
Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur. Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis.
b) Otot kremaster
Otot kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum memiliki banyak kelenjar keringat,m untuk mendinginkannya dilakukan melalui proses penguapan air keringat.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita. Pada seorang laki-laki testis dapat mengalami gangguan, antara lain tumor, yaitu pembengkakan yang terjadi pada testis. Pembengkakan dapat juga diakibatkan pengumpulan cairan antara lapisan-lapisan pembungkus atau pembesaran pembuluh darah balik. Gondongan pada orang dewasa dapat pula menyebabkan pembengkakan dan peradangan testis sehingga menimbulkan kemandulan.
2) Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria terdiri atas saluran epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Saluran epididimis
Di tempat ini, sperma mengalami pematangan. Selanjutnya dari sini, sperma bergerak menuju kantung kemih (vesikula seminalis) melalui saluran mani ( vas deferens). Sperma ditampung sementara waktu pada kantung kemih.
b) Vas deferens
Vas deferens merupakan sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran ini adalah sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen (kantung mani/ vesikula seminalis).
Vas deferens menghasilkan sekret dan kelenjar, Fungsi dari sekret ini antara lain seperti berikut.
a) Menyediakan zat gizi yang dibutuhkan oleh spermatozoa, seperti karbohidrat, vitamin, dan asam amino. Karbohidrat yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.
b) Sekret bersifat basa yaitu memiliki pH 7,2 – 7,4, sehingga dapat menetralkan asam yang terdapat di liang senggama wanita. Karena spermatozoa dapat mati jika berada pada pH asam.
b) Sekret mengandung lendir pelumas dan zat yang disebut prostaglandin yang dapat merangsang pergerakan dinding rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut dengan air mani atau semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat bertahan hidup selama 6 minggu, tetapi apabila berada pada tubuh wanita hanya bertahan selama 1-2 hari.
c) Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
d) Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi menjadi empat bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya, yaitu:
Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat pembukaan kecil, di mana terletak muara vas deferens.
Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat kelenjar bulbo uretralis.
Pars spongiosa/ cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.
3) Kelenjar kelamin Laki-laki
Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
a) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga kantung semen. Dinding vesikula menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai uterus.
b) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan antara uretra dengan vas deferens. Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
c) Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper. Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Kelenjar Cowper terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung menuju uretra. Kelenjar prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
4) Uretra
Uretra adalah saluran di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran urin dari kandung (vesica urinaria) keluar tubuh dan sebagai saluran jalannya semen dari kantong semen.
b. Alat kelamin luar Laki-laki
Alat kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
1) Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2) Scrotum (kantung zakar)
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.
a) Otot dartos
Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur. Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis.
b) Otot kremaster
Otot kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum memiliki banyak kelenjar keringat,m untuk mendinginkannya dilakukan melalui proses penguapan air keringat. Produksi dan transpor sperma adalah sebagai berikut.
1) Saluran seminiferus merupakan sebagian besar jaringan pada testis. Ada sekitar 100 saluran.
2) Epitel pada dinding saluran seminiferus terdiri atas satu lapis sel epitel lembaga dan sekitar enam lapisan sel yang berkembang dari sel tersebut dalam pembentukan sperma.
3) Sel-sel leydig di sekeliling tubulus seminiferus, disebut juga sel-sel interstitial yang menghasilkan testosteron, suatu hormon laki-laki.
4) Di antara sel-sel yang sedang membelah terdapat sel sertoli sebagai sel pemberi nutrisi pada sperma.
Sperma matang dari tubulus seminiferus langsung masuk ke saluran epididimis. Saluran epididimis mencapai panjang 6 meter. Epididimis melekat di bagian luar testis. Di dalam epididimis sperma disimpan sementara sebelum disalurkan ke vas deferens. Di saluran epididimis sperma diberi zat-zat sumber makanan. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens yang letaknya di ronga perut. Vas deferens menerima sekret berupa cairan nutrisi dari vesicula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery. Cairan nutrisi merupakan cairan yang terbanyak disekresi dari kelenjar prostat. Cairan yang berisi nutrisi dan zat penguat daya tahan sperma bersama sperma disebut semen (mani). Mani berupa cairan yang berfungsi pula sebagai medium renang bagi sperma, mulai dari vas deferens ke saluran ejakulatori di dalam penis, sampai ke dalam vagina (apabila terjadi kopulasi). Vas deferens bergabung dengan saluran kencing (uretra) yang berasal dari kantung kencing, kemudian menjadi satu dalam penis.

Alat Kelamin (Reproduksi) Wanita- Alat reproduksi wanita seperti juga pada pria terdiri atas alat kelamin luar dan dalam organ reproduksi pada wanita adalah ovarium. Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur (ovum).
a. Alat kelamin luar
Alat kelamin luar terdiri atas:
1) Celah luar disebut vulva. Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan scrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea ( penghasil minyak). Setelah puber labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra. Daerah ini disebut Mons pubis (mons veneris). Di bagian bawah dari monspubis terdapat suatu lipatan yang berjumlah sepasang yang disebut dengan labium mayor (bibir besar). Pada bagian lebih dalam dari labium mayor terdapat pula lipatan yang kedua berjumlah sepasang yang disebut dengan labium minor (bibir kecil). Kedua lipatan ini berfungsi untuk melindungi vagina. Di bagian atas dari struktur labium ini terdapat klitoris, yang merupakan organ erektil pada wanita. Pada bagian ini terdapat klitoris yang banyak terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Klitoris merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris merupakan pertemuan antara labium minor kiri dan kanan yang bertemu di depan. Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Saluran yang langsung berhubungan dengan vulva adalah uretra dan vagina.
2) Sepasang bibir besar atau lipatan kulit disebut juga (Labium mayora) membatasi kedua belah celah dan sepasang bibir kecil lipatan disebut (Labium minora). Di bagian depan labium minor terdapat tonjolan yang disebut klitoris. Klitoris merupakan suatu berkas jaringan yang peka. Klitoris berasal dari bahasa Yunani, yang berarti sebuah bukit kecil.
3) Perineum
Perineum merupakan suatu jaringan fibromuskuler di antara vagina dan anus. Perineum merupakan pertemuan labium mayor kiri dan kanan yang bertemu di bagian belakang. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembap karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Pada wanita, awal pubertas biasanya dimulai pada usia 9 sampai 16 tahun. Pada usia ini, tingkat pertumbuhan remaja putri meningkat pesat, disertai pembesaran payudara dan tumbuhnya rambut pubis. Dalam waktu 1 hingga 2 tahun setelah perubahan ini, tumbuh bulu ketiak dan keputihan normal ( leukorea f siologis). Beberapa bulan kemudian periode menstruasi pertama ( menarkhe) pun dimulai yang akhirnya akan menjadi menstruasi siklik. Kejadian menarkhe ini berbeda pada tiap individu.
b. Alat Kelamin dalam
Alat kelamin dalam terdiri atas:
1) Ovarium (Sepasang indung telur)
Ovarium terdapat dalam rongga badan di daerah pinggang, yaitu di sebelah kanan dan kiri. Dalam ovarium terdapat kelenjar endokrin dan jaringan tubuh yang membuat sel telur (ovum) yang disebut folikel. Sel folikel akan memproduksi sel telur pada ovarium wanita. Peristiwa pelepasan sel telur (ovum) dari ovarium setelah folikel masak disebut ovulasi. Ovulasi pada wanita berlangsung sebulan sekali. Pada saat folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen, dan setelah ovulasi menghasilkan hormon progesteron.
alat reproduksi wanita
alat reproduksi wanita. Sumber: New Understanding Biology, Susan Toole & Glenn
Ovarium terletak di sebelah kiri dan kanan rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1 – 1,5 cm, tebal 0,5 – 1,5 cm dan berat 15 gram. Umumnya sel telur diproduksi setiap 28 hari. Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium ini terbungkus dalam kantong yang disebut folikel. Sebelum memasuki masa usia subur, folikel dan sel telur terlihat seolah-olah mati. Seiring dengan bertambahnya usia maka akan bertambah besar dan fungsional dengan dirangsang oleh hormon FSH (Folicle Stimulating Hormon) dan LH (Luteinizing Hormone) yang berasal dari kelenjar hipofise di otak. Folikel akan semakin besar dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang akan merangsang untuk menghentikan produksi hormon FSH dan LH. Hormon estrogen dan progesteron akan mempengaruhi sifat-sifat pada wanita untuk menjadi dewasa. Saat pertengahan terjadinya menstruasi, folikel semakin bertambah besar dan akhirnya pecah untuk mengeluarkan sel telur yang ada di dalamnya, yang disebut ovulasi. Sebelum terjadinya kehamilan, hampir seluruh hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium dan sebagian kecil kelenjar adrenal. Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya akan disalurkan melewati oviduk. Oviduk ini merupakan saluran yang panjang menuju ke rahim. Oviduk disebut juga saluran tuba fallopi. Di dalam saluran inilah terjadi pembuahan antara sperma dan ovum. Di dalam sepanjang saluran tuba fallopi ini terdapat rambut-rambut getar atau cilia yang berfungsi untuk mendorong atau mempermudah jalannya zigot hasil pembuahan. Ovarium memulai tugasnya pada saat seorang anak wanita mulai mengalami haid, sekitar umur 10-12 tahun. Di dalam ovarium ini, sebenarnya terdapat ratusan sel telur, tetapi setiap bulannya hanya ada satu sel telur yang matang, entah dari ovarium sebelah kiri atau sebelah kanan. Telur yang matang ini hanya bertahan hidup selama 24 jam (satu hari). Jika sperma berjumpa dan berhasil menembus sel telur yang matang, yang masih hidup, maka terjadi pembuahan (ovulasi). Sel telur yang berhasil dibuahi oleh sel spermatozoa akan membentuk zigot. Selanjutnya akan berkembang sampai menjadi bayi selama sembilan bulan lebih beberapa hari dalam kandungan. Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur, tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.
Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut. Selain itu, ovarium memproduksi juga dua hormon penting dalam kehidupan perempuan. Kedua hormon tersebut adalah estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini berpengaruh besar pada pertumbuhan, pembangunan, dan berfungsi untuk semua organ tubuh perempuan terutama alat-alat reproduksi. Misalnya, hormonlah yang menyebabkan pertumbuhan payudara dan penyebab haid (menstruasi) setiap bulan.
2) Saluran tuba fallopii
Saluran tuba fallopii atau oviduk berjumlah sepasang, di kanan dan di kiri. Saluran ini menghubungkan ovarium dengan rahim. Bagian pangkalnya berbentuk corong disebut tuba infundibulum. Tuba infundibulum ini dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang dinamakan fimbriae. Fimbriae berfungsi menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium. Tuba fallopii berfungsi untuk menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerak peristaltik dan dengan bantuan silia. Bagian dalam (lumen) dari tuba falopi dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk mendorong ovum bergerak ke dalam tuba falopi ketika terjadi ovulasi. Bagian pangkalnya berbentuk corong disebut tuba infundibulum. Tuba infundibulum ini dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang dinamakan fimbriae. Fimbriae berfungsi menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium.
3) Uterus (rahim)
Uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba falopi bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir. Bagian bawah dari uterus disebut serviks (leher rahim). Jaringan yang menyusun uterus berupa otot polos dan lapisan endometrium (dinding rahim) yang tersusun dari epitel dan menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium akan meluruh.
Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin. Di sinilah janin akan tumbuh besar yang kemudian kehidupannya ditopang oleh plasenta. Plasenta akan mencukupi kebutuhan janin yang berupa O2 dan makanan yang diperoleh dari ibunya. Rahim manusia memiliki satu ruangan dan berbentuk buah pir, pada bagian bawahnya mengecil dan disebut leher rahim atau serviks uteri, bagian ujung yang besar disebut badan rahim atau corpus uteri. Lapisan terdalam yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan epitel yang disebut endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Sebulan sekali, pada saat menstruasi (haid) lapisan ini dilepaskan diikuti dengan pendarahan. Dinding pada rahim selalu mengalami perubahan ketebalan, peristiwa ini dipengaruhi hormon, di antaranya adalah:
a) Menjelang ovulasi dinding menebal, karena pengaruh hormon estrogen.
b) Dinding rahim akan semakin menebal setelah ovulasi, karena pengaruh hormon progesteron.
c) Pada saat menstruasi dinding rahim tipis kembali, karena dinding endometrium mengelupas. Setelah menstruasi, dinding dibentuk kembali, peristiwa ini disebut siklus menstruasi.
d) Uterus atau rahim merupakan ruangan tempat janin menempel, tumbuh dan berkembang. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Serviks (leher rahim)
Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks yang memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2 – 3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk membuahi sel telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1 -2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.
b) Korpus (badan rahim)
Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Telur yang terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi) dalam selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur yang tertanam ini tidak mudah lepas atau rontok, karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur ini akan tumbuh menjadi janin. Selanjutnya, rahim akan melindunginya dan memelihara kehidupan baru sampai pada saat kelahiran bayi. Selama kehamilan, rahim sedikit demi sedikit tumbuh menjadi pegangan bagi pertumbuhan bayi, dengan kantung cairan di sekelilingnya dan dihubungkan oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan sebelum kehamilan, pada saat kelahiran bayi, berat rahim sendiri mendekati satu kilogram. Sedangkan berat bayi, plasenta, dan cairan yang mengelilinginya, semuanya sekitar lima kilogram.
4) Vagina (liang peranakan)
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya pelindung atau selongsong) adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Dinding vagina lebih tipis dari rahim dan banyak lipatan-Iipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Selain itu, juga terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan suatu kelenjar, yaitu kelenjar barlholini.

No comments: