Monday, June 10, 2013

EMBRIOLOGI MANUSIA


                                                           EMBRIOLOGI MANUSIA

A. Latar belakang embriologi manusia
  Aristoteles adalah orang pertama yang menulis risalah mengenai embriologi
  Menurut aristoteles suatu embrio “ seharusnya mempunyai bentuk dan selama berkembang, hanya akan menjadi besar, atau seharusnya mengalami diferensiasi dari semula yang tidak mempunyai bentuk.
  Aristoteles mengemukakan suatu spekulasi, yaitu embrio manusia dikatakan berasal dari darah menstuasi yang di aktifkan.
B. Pembentukan embrio
  Peristiwa fertilisasi terjadi disaat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopi dan terjadilah zigot
  Zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dst. Pada saat 32 sel disebut morula
  Lalu  membentuk blastosit. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi.
  Pada hari ke4 atau ke5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, progesteron merangsang pertumbuhan uterus serta mengeluarkan hormon seperti air susu sebagai makanan embrio.
                                                
C. Reaksi Akrosomal :
  Peristiwa yang mengikuti pertemuan sebuah sperma tunggal dengan sel telur menjamin bahwa hanya satu nukleus sperma yang memasuki sitoplasma sel telur.

D. Cleavage (Pembelahan) :
  Pembelahan sel secara cepat
  Sel mengalami fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis) siklus sel, tetapi seringkali hampir selalu melewatkan fase G1 dan G2
  Embrio tidak membesar, pembelahan hanya membagi-bagi sitoplasma satu sel besar menjadi banyak sel yang lebih kecil (blastomer)
E. Gastrulasi:
  Dimulai ketika sebuah lipatan kecil (bibir dorsal blastopori) muncul di salah satu sisi blastula
  Proses selanjutnya : migrasi, invaginasi, involusi
  Hasil akhir : Arkenteron dan tiga lapis lembaga
  Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dindding uterus dan melepaskan hormon korionik gonadtropin.
  Setelah hari ke12, tampak dua lapisan jaringan disebalah luar disebut ektoderm, disebelah dalam endoderm
  , dengan demikian terbentuklah usus primitive kemudian terbantuk kantung kuning telur. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tsb  merupakan lapisan lembaga dan dari ketiga lapisan tersebut bagian tubuh manusia akan dibentuk
F. Macam-macam Lapisan Embrio :
a)      Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
b)      Amnion (kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung)
c)       Alantois (kantung kecil dan masuk kedalam jaringan tangkai badan , yaitu bagian badan yang akan berkembang menjadi tali pusat).
d)      Korion (dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas)
G. Proses fisiologi pembentukan janin atau embrio :
 -  Minggu ke-1
       merupakan perkembangan awal sejak ovulasi sampai implantasi. Dari Hari ke hari sel-sel morula terus
       membelah dan berkembang menjadi embrio.
  - Minggu ke-2
       di minggu ini embrio diperkirakan berukuran 0,1-0,2 mm.
  - Minggu ke-3
       di minggu ini cikal bakal dan system saraf mulai terbentuk. Terdapat materi genetik, termasuk warna rambut, bentuk mata, dan intelegensi si calon bayi.
 -  Minggu ke-4
       Di minggu ini jantung sudah mulai berdenyut dan system peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya, plasenta atau ari-ari juga sudah terbentuk.
  - Minggu ke-5
       pembentukan telinga makin sempurna dengan terbentuknya duktus endolimfatikus, demikian pula system pencernaan makin sempurna dengan terjadi pembedaan struktur muka secara keseluruhan.
   - Minggu ke-6
        pembuluh-pembuluh nadi di bagian kepala kian jelas terbagi-bagi menurut tugas masing-masing, rongga mulut sudah tampa, struktur mata sudah terbentuk meski masih berjauhan letaknya.
H. Faktor yang mempengaruhi embrio :
a.  Faktor usia ibu
b. Obat-obatan
c.Nutrisi
d.  Daya pembentukan embrio
e.  Penyakit infeksi
f.  Radiasi
g.  Setres emosional
h.  Trauma
I. Deteksi gen kanker pada embrio
 Para ahli inggris telah mampu melakukan skrining untuk mendeteksi embrio untuk bayi tabung.
                       Teknik ini disebut dengan teknik diagnosis genetika pra-implantasi. Dengan teknik ini dapat di cari embrio yang bebas dari gen yang merugikan.
                       Dengan adanya teknik ini maka dapat di cegah sang anak menderita kanker dari orang tuanya. Bukan itu saja, gen yang merugikan tsb dapat dihilangkan dan tidak diturunkan pada keturunan berikutnya.

No comments:

Post a Comment