BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin.Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh.
Gambar
1.1 letak kelenjar endokrin pada manusia
Tabel
nama dan letak kelenjar endokrin dalam tubuh.
No
|
Kelenjar
|
Nama Lain
|
Letak
|
1
|
Hipofisis
|
Kelenjar pituitari
|
Dibagian dasar
cerebrum, dibawah hipotalamus
|
2
|
Tiroid
|
Kelenjar gondok
|
Didaerah leher
dekat jakun
|
3
|
Paratiroid
|
Kelenjar anak gondok
|
Dibagian (dorsal)
belakang dari kelenjar tiroid
|
4
|
Kelenjar pancreas
|
Kelenjar pulau-pulau
langerhans
|
Dekat lambung
|
5
|
Kelenjar gonad
|
Kelenjar kelamin
|
Laki-laki : testis
Perempuan: ovarium
|
6
|
Kelenjar adrenalin
|
Kelenjar supra
renalis
|
Di atas ginjal
|
7
|
Kelenjar timus
|
Kelenjar kacangan
|
Di daerah dada
|
A.
Sistem Kerja Hormon
Kerja system endokrin lebih lambat
dibandingkan dengan system saraf, sebab untuk mencapai sel target hormon harus
mengikuti aliran system transportasi.Hormon bekerjasama dengan system saraf
untuk mengatur pertumbuhan dan tingkah keseimbangan internal, reproduksi dan
tingkah laku.Kedua system tersebut mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu
dengan yang lainnya dengan menggunakan messenger kimia. Hormon bertindak
sebagai "pembawa pesan atau messenger kimia" dan dibawa oleh aliran
darah ke berbagai sel dalam tubuh, dan mempengaruhi sel target yang ada
diseluruh tubuh, dan selanjutnya sel target akan menerjemahkan
"pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Messenger
kimia dalam system neuron adalah neurotransmitter. Neurotransmitter bergerak
melalui celah sinapsis, hingga mencapai sel target.Sel target memiliki reseptor
sebagai alat untuk mengenali impuls atau rangsangan. Ikatan antara reseptor
dengan hormon didalam atau diluar sel target, menyebabkan respon pada sel
target.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Anatomi dan
Fisiologi Sistem Endokrin
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem
saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
1.
Struktur
Terdapat
dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya
ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal,
seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas
(kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air
mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam
darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta
timus
2.
Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani
hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur
berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi
umum :
1.
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada
janin yang sedang berkembang
1.
Menstimulasi urutan perkembangan
2.
Mengkoordinasi sistem reproduktif
3.
Memelihara lingkungan internal optimal
4.
Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi
situasi darurat
3.
Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon
diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam
lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,
dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid
(mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem
mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan
bebas.
4.
Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan
mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai
karakteristik berikut. Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut
(1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari
dan turun pada malam hari. (2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik
turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik
dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. (3) Tipe sekresi
hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya.
Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik.
Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju
aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya
mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan :
fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar
lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain
dan diekskresi oleh ginjal.
5.
Regulasi
Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise
Dua kelenjar endokrin yang utama ádalah hipotalamus dan hipofise.
Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus,
yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons
terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah,
neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting.
Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise
dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon
yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar
hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi
hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh
hormon disebut kelenjar target.
Sistem umpan balik
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol
oleh umpan balik negatif manakala kadar hormon telah mencukupi untuk
menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah
oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal
yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar
pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari korteks
adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi
dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui
Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas didorong
oleh kadar glukosa darah.
Aktivasi sel-sel target
Manakala hormon mencapai sel target,
hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda,
pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen
di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine
monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel.
Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan.
Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar,
kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon
mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger
RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini
mempengaruhi reaksi dan proses selular.1. Struktur dan fungsi
hipotalamusHipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat
tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral
(hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor
R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan
kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh
darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal
hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:a. ACTH :
Adrenocortico Releasing Hormonb. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormonc. TRH :
Tyroid Releasing Hormpnd. TIH : Tyroid Inhibiting Hormone. GnRH : Gonadotropin
Releasing Hormonf. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormong. PTRH : Paratyroid
Releasing Hormonh. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormoni. PRH : Prolaktin
Releasing Hormonj. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormonk. GRH : Growth Releasing
Hormonl. GIH : Growth Inhibiting Hormonm. MRH : Melanosit Releasing Hormonn.
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol
sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh
kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
Struktur dan Fungsi Hipofise
Hipofise terletak di sella tursika,
lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1
cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari
hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut
adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari
jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah
struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus.
Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate)
adalah area diantara lobus anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui
secara pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin
menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel
kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
a.
Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula
sekretori, berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise.
Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.
b.
Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori,
dengan diameter 27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
c.
Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung
granula sekretori dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
d.
Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm,
mengandung granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof
diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.
e.
Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih
kurang 25% “sel kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang
lazim digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering
dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang
berfolikel.Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik
akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
A.
Kelenjar Tiroid
1. Struktur Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid
terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping
kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih
kurang
2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang
di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel
ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar
tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri
karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari
arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih
besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan
kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik
berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu
T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel
sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan
hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium
yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif
ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini
disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang
disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono
iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi
penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan
DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses
penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea,
tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan
dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
2. Fungsi Kelenjar Tiroid
Fungsi
hormon-hormon tiroid antara adalah:
a. Mengatur
laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme
karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian
untuk otak, lien, paru-paru dan testes.
b. Kedua
hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan
cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih
singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat
dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
d. Mempertahankan
sekresi GH dan gonadotropin.
e. Efek
kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi
otot dan menambah irama jantung.f. Merangsang pembentukan sel darah merahg.
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme h. Bereaksi sebagai antagonis
insulinTirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama
menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum.
Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan
sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran
tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di
lambung.
B.
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar
paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH. Parathormon
mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ :argetnya adalah tulang,
ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi
tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan
vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi
kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi
Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3
dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih
besar terhadap tulang. Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium
serum di samping tentunya PTSH.
A.
Kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal
rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke
lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari
arteri mensenterika superior dan splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ endokrin
dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau
Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang
menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin,
dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas
diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah
hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting
dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar
gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini
saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula
darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan
glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek
glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam
meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan
glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot
serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis
(pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon
anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di
jaringan.
B.
Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal.
Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan
kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis
yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan
hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.
a.
Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan
hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa
tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
androgen.
b.
Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron)
dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur
keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi
kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan
tekanan darah normal dan curah jantung.
c.
Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol
merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh
antara lain dalam: metabolisms glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan
kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit;
inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
d.
Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen
dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun
produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
C.
Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu
pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan
mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke
delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan
meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi
steroid.
a.
Testes Dua buah testes ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan
estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan
spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron
melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol
menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi
berlangsung di tubulus seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang
diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon
ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut
tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat
agresif.
b.
Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium
menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk
selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan
mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima
hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa
folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein
korpus luteum.
A.
Fatofisiologi Umum
Gangguan Sistem Endokrin
Untuk memudahkan pengertian kita tentang
patofisiologi pada berbagai kelainan kelenjar
endokrin, berikut akan
dihantarkan gambaran sepintas tentang patofisiologi umum gangguan
endokrin,
mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup mekanisme
kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang
tentu akan
mempengaruhi perjalanan penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada
organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal
yang sama dimana gangguan
fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
Ø
Peradangan atau infeksi
Ø
Tumor atau keganasan
Ø
Degenerasi
Ø
Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi
patologis diatas terhadap kelenjar endokrin
dapat berupa:
Ø
Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai
perubahan sekresi hormonal
Ø
Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin sering diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar.
Ø
Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara
kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan kelenjar targetnya, hipofise
terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ sasaran dengan kelenjar target,
memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin
saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada kelenjar target,
ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk tujuan
kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di dipaparkan
kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier.
penyebab yang bersifat primer bila
penyebabnya ada pada kelenjar penghasil hormon itu sendiri. Bersifat sekunder,
bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya. Bersifat tertier, bila
penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti penggunaan obat-obatan tertentu
ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang dapat mempengaruhi fungsi
kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH (hormon hipofise) pada serum
yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi
hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut sekunder.Disebut
penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut
tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya, pengunaan
obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon adrenal.
Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai kelainan
endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik.Efek dari setiap
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan
terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari
setiap hormon.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.
Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin),
payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan
paratiroid, serta timus
Hormon diklasifikasikan
sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang
larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis.,
estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis., tiroksin).
B.
Saran
Penyusunan
makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun. Namun,
hanya lebih pendekatan pada study banding atau membandingkan beberapa materi
yang sama dari berbagai referensi. Yang semoga bisa memberi tambahan pada hal yang terkait
dengan materi perkuliahan Anatomi Fisiologi.
Penulisan makalah ini sangat
jauh dari sempurna, baik isi materi maupun susunan struktur penulisannya. Maka
dari itu penulis sangat berharap saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa
AksaraPrice & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment