Thursday, April 4, 2013

Pengkajian Nutrisi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengkajian Nutrisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam asuhan keperawatan dirumah sakit. Nutrisi memegang peran penting dalam memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses penyembuhan penyakit. Pengkajian Nutrisi meliputi pengumpulan informasi tentang status nutrisi dan untuk menentukan adanya masalah kebutuhan nutrisi.
Ada tiga tujuan pengkajian nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruhnya terhadap status kesehatan, mengumpulkan informasi khusus untuk membuat rencana asuhan keperawatan tentang nutrisi, dan menilai efektifitas asuhan keperawatan dan kemungkinan memodifikasi asuhan keperawatan tentang nutrsi jika diperlukan (Potter, & Perry. 1992 hal. 1115). Selain itu, pengkajian nutrisi bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kelebihan nutrisi yang berisiko terhadap obisitas, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi dan untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas,1994 hal. 98).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang dibahas diantaranya adalah :
1.2.1 Apa pengertian dari Pengkajian Nutrisi itu sendiri ?
1.2.2 Komponen apa saja yang harus ada dalam Pengkajian Nutrisi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari Pengkajian Nutrisi
1.3.2 Mengetahui komponen-komponen yang harus ada dalam Pengkajian Nutrisi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengkajian Nutrisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam asuhan keperawatan dirumah sakit. Pengkajian Nutrisi meliputi pengumpulan informasi tentang status nutrisi dan untuk menentukan adanya masalah kebutuhan nutrisi. Komponen pengkajian nutrisi terdiri dari pemeriksaan antropometrik, pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, dan riwayat diet.
2.1 Komponen Pengkajian Nutrisi
2.1.1 Pemeriksaan Antropometrik
Pengukuran antropometrik adalah pengukuran tentang ukuran, berat badan, dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik meliputi tinggi badan, berat badan, tebal lipatan kulit dan lengan. Beberapa bagian tubuh seperti kepala, dada, dan lengan adalah area pengukuran antropometrik. Tujuan pengukuran antropometrik adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi pada tubuh.
§  Tinggi Badan
-         Dewasa dan balita : posisi berdiri tanpa alas kaki
-         Bayi dan dewasa tidak dapat berdiri : posisi berbaring
§  Alat : meteran diukur menggunakan satuan sentimeter (cm) atau inci
§  Berat badan
alat ukur timbangan, cara :
-         Alat dan skala ukur harus sama setiap kali menimbang
-         Tanpa alas kaki
-         Pakaian pasien usahakan tidak tebal, relatif sama
-         Waktu relatif sama
§  Perhatikan TB, bentuk rangka, proporsi lemak, otot tulang, bentuk dada pasien
§  Kondisi patologi : asites, edema, splenomegali
§  Berat Badan Ideal (BBI)
Adalah BB untuk TB tertentu yang secara statistik dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan dan umur panjang.
§  Penilaian BBI : TB – 100 – (10% TB – 100)
§  BB batas normal : BBI + 10%
§  Kurang nutrisi : BB 20% lebih rendah BBI
§  Kelebihan nutrisi : BB 20% diatas BBI
TSF lebih dari 15 mm (pria)
TSF lebih dari 25 mm (wanita)
            2.1.2 Tebal Lipatan Kulit
§  Merupakan cara menentukan presentase lemak pada tubuh : jaringan subkutan, masa otot dan status kalori.
§  Tempat pengukuran : trisep skinfold (TSF), subskapula, suprailiaka
§  Cara : buka baju, privacy dan rasa nyaman pasien, lengan tidak dominan, TSF diukur pada titik tengah lengan atas antara processus acromion – olecranon anjurkan pasien untuk rilex.
§  Alat : kaliper
§  Lingkar Tubuh : kepala, dada, lengan atas baian tengah, otot lengan atas bagian tengah.
§  Pengkajian tumbang bayi : lingkar dada, kepala.
§  LLA dan LOLA
LLA menggunakan alat ukur seperti tukang jahit
Normal pria 25,3 cm dan wanita 23,3 cm
§  Lingkar pergelangan tangan, latakan bagian distal dekat prosesus styloid : kerangka besar lebih dari 10,4 – 9,6 cm ; sedang 10,4 – 9,6 cm dan kurang 9,6 cm kerangka tersebut kecil ; (Potter & Perry 1992).
2.1.3 Pemeriksaan Biokimia
§  Umumnya digunakan nilai-nilai Biokimia seperti : kadar limposit, serum albumin, zat besi. Serum transferin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).
§  Resiko status nutrisi kurang bila hasil laboratorium ada penurunan nilai limposit, serum albumin kurang dari 3,5 gram/ dl dan peningkatan atau penurunan kadar kolesterol (Taylor, 1989).
§  Serum albumin < 3,4 gr/ dl perlu adanya pem lain. Bila lebih rendah 2,5 gr/ dl adanya deplesi protein.
Keseimbangan Nilai Nitrogen
§  Guna : menentukan kadar pemecahan protein dalam tubuh.
§  Keadaan normal : tb mendapat protein dari makanan dan mengeluarkannya lewat urin, keringat dan feses.
§  Protein Negatif : ketika katabolisme protein melebihi pemasukan melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Terjadi pada : stress berat, injuri – terus menerus : malnutrisi.
§  Protein positif : anabolisme, proses tumbang pada bayi, anak-anak dan remaja.
Terjadi pada : hamil, proses penyembuhan luka.
Hemoglobin dan Hemotokrit
§  Kurang Hb Ht : defisiensi bahan nutrisi, bila pasien malnutrisi berat.
§  Penurunan Hb Ht
-         Defisiensi Zat Besi, Vit. B12, asam folat dan piridoksin.
-         Kehilangan darah kronis, overdehidrasi.
§  Peningkatan Hb Ht
-         Dehidrasi, anoksia kronik, polisitemia dan tumor.
§  Hb normal laki-laki 14-17 gram/ dl wanita 12-14 gram/ dl
§  Ht normal laki-laki 40-54 % dan wanita 37-47 %

No comments: