Wednesday, May 29, 2013

Makalah Interaksi Sosial yang Sering Terjadi di Mahasiswa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
              Shaw (1976 : 447) mendefinisikan bahwa interaksi adalah suatu pertukaran antar pribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Jadi interaksi adalah hubungan timbal-balik antara dua orang atau lebih dan masingmasing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
              Istilah sosial (social) dalam ilmu sosial memiliki banyak arti yang berbeda-beda, menurut Soerjono Soekanto  istilah ‘sosial’ pada ilmu sosial lebih menunjuk kepada objeknya, yaitu masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan interaksi ?
2.      Apa yang dimaksud dengan social ?
3.      Sebutkan keadaan interaksi sosial yang ada di kelas kamu ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1.      Mengetahui pengertian dari interaksi
2.      Mengetahui pengertian dari soisal
3.      Mengetahui keadaan interaksi sosial yang ada di kelas 1B



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Sosial
            Shaw (1976 : 447) mendefinisikan bahwa interaksi adalah suatu pertukaran antar pribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Jadi interaksi adalah hubungan timbal-balik antara dua orang atau lebih dan masingmasing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
            Istilah sosial (social) dalam ilmu sosial memiliki banyak arti yang berbeda-beda, menurut Soerjono Soekanto  istilah ‘sosial’ pada ilmu sosial lebih menunjuk kepada objeknya, yaitu masyarakat.
 Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.




2.2 Interaksi Sosial Mahasiswa STIKesMi 1B
Menjadi mahasiswa adalah suatu proses perkembangan pendidikan yang terjadi mulai play group, taman kanak – kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sampailah pada masa perkuliahan. Pada masa perkuliahan ini terjadi proses soial yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan proses soial yang terjadi pada masa sebelum kuliah. Umumnya pada masa sebelum kuliah proses sosial yang terjadi masih belum terlalu rumit, dalam artian proses sosial yang terjadi masih sangat biasa dan sama mulai dari TK, SD, SMP dan SMA karena individu individu yang berada didalamnya umumnya masih dalam lingkup daerah yang sama, budaya yang sama, bahasa juga masih sama,bahkan ada pula individu yang telah menjalin pertemanan dari TK hingga SMA yang sama.
Hal ini sangatlah berbeda dengan apa yang terjadi di masa belajar di perkuliahan. Dalam proses belajar diperkuliahan, kehidupan sosial akan terasa sangat berbeda, dikarenakan dalam prosesnya terjadi interaksi yang lebih rumit dibandingkan di masa sebelum perkuliahan.
Proses sosial yang akan digali adalah proses yang terjadi di kehidupan mahasiswa, khususnya proses sosial yang terjadi di ruang kelas dalam perkuliahan. Kelas yang akan menjadi sorotan adalah ruang kelas 1B prodi DIII Keperawatan angkatan 2012, STIKes Kota Sukabumi. Dalam ruang ini terjadi berbagai macam interaksi yang berbeda-beda dari tiap individunya. Hal ini dikarenakan, individu – individu yang menghuni ruang kelas ini sangat beragam, mulai dari tempat asal mereka tinggal ada dari Jampang Kulon, Pelabuhan Ratu, Bandung, dll. Dan dari tiap daerah itu membawa ciri khas masing – masing daerah, seperti pembawaan sikap seseorang, gaya bicara atau logat bicara daerahnya, kebudayaanya serta keunikan lainya. Dari tiap individu mempunyai kepercayaan beragama yang sama yaitu agama Islam. Dalam perjalanannya individu penghuni ruang kelas yang bermacam-macam itu kelak akan terjadi keharmonisan, atau bahkan bisa pula menjadi sebuah konflik.
Namun dari gaya bicara yang beragam – ragam inilah yang membuat kami bisa menjadi lebih dekat, misalknya gaya logat bicara orang Jampang Kulon jelas beda dengan gaya logat bicara orang Sukabumi asli, walaupun bahasa daerahnya sama yaitu bahasa Sunda. Nah dari sana teman – teman seakan dengan sendirinya menggunakan logat orang Jampang untuk dibuat bahan candaan, sehingga kami pun bisa saling lebih dekat satu sama lain.
Awal kami masuk kelas 1B, awal kami menjadi mahasiswa, kami tidak saling mengenal satu sama lain, namun disinalah pentingnya interaksi, kami mulai kenalan dengan gaya kami masing – masing, kami berbagi canda dengan gaya bicara yang beragam, kami saling tukar – menukar informasi ketika tugas kelompok, dan itu lama kelamaan membuat kami lebih bisa mengenal satu sama lain dan membuat kita dapat lebih bersatu lagi.
            Dengan adanya tugas kelompok dari dosen, disini kami bisa lebih saling dekat lagi, mengetahui dan bisa saling lebih kenal satu sama lain. Karena dengan adanya tugas kelompok ini, kita bisa lebih dekat, belajar bekerja sama, belajar menghargai pendapat orang, dan belajar memberikan pendapat, sehingga hari demi hari, bulan demi bulan, kami pun bisa lebih dekat lagi. Dan semua itu dapat terjadi karena adanya interaksi sosial yang terjalin dengan baik di kelas 1B ini.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

3.2 Saran

            Untuk menjalin sebuah kebersamaan maka dibutuhkan interaksi sosial antar individu dengan individu, ataupun kelompok dengan kelompok. Tetapi untuk melakukan interaksi sosial yang baik ini tidak mudah dan tidak sulit juga, harus ada kebiasaan antar individu melakukan interaksi.

Monday, May 20, 2013

Makalah Tentang Perubahan Post Mortem


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mati merupakan berhentinya kehidupan, seluruh organ vital berhenti bekerja. Ada beberapa istilah dipakai dalam berbagai keadaan yang mendekati mati. Misalnya: Mati suri yaitu keadaan seperti (menyerupai) mati, tetapi masih dapat diatasi dengan alat bantu aktifitas organ vital yang telah sangat melemah ; aktifitas susunan saraf pusat masih tampak walaupun lemah. Koma adalah keadaan tidak sadar diri, tidak dapat dibangunkan karena ada gangguan susunan saraf pusat akibat trauma kapatis berat, keracunan, gangguan keseimbangan elektrolit, apopleksia (Yunani : apoplexia = apoplexy = pendarahan interaknial yang berdampak timbulnya gejala mendadak -  serius dari aspek neurologi, seperti kelumpuhan alat gerak satu sisi atau pada kedua sisi disertai/ tanpa disertai gangguan atau sama sekali tidak bisa berbicara) ; kematian somatic (somatic dealt), keadaan dimana seluruh aktivitas berhenti.
Visum (tanda pernyataan) dokter (pemeriksaan dengan stetoskop), atas tidak terdengarnya lagi detak jantung dan suara pernafasan penderita yang dinyatakan mati. Perubahan post mortem dipengaruhi banyak faktor, seperti: ada tidaknya penyakit infeksi/ sepsis, ketegangan jiwa saat menjelang kematian, perbedaan suhu badan dengan suhu sekitar.


1.2 Rumusan Masalah
                Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan maslah dalam makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1.              Apa pengertian dari Post Mortem ?
2.              Apa sajakah factor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada kematian ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan dari makalah ini ialah :
1.              Untuk mengetahui pengertian dari Post Mortem.
2.              Untuk mengetahui factor-faktor  yang mempengaruhi perubahan pada kematian.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Post Mortem
Seseorang dikatakan mati apabila jantung tidak berdenyut lagi dan pernafasan juga berhenti, akhirakhir ini terutama berhubungan dengan kemajuan dalam hal tranplantasi berbagai alat tubuh,  timbul pertentangan mengenai saatnya yang tepat seseorang dapat dinyatakan mati. Beberapa ahli berpendapat bahwa mendatarnya EEG (Electro Encephalo Gram) yang berarti berhentinya fungsi otak, dapat dianggap sebaga saat kematian, tanpa menghiraukan fungsi alat tubuh lainnya.
Kematian tubuh disebut juga somatic dealth, suatu kematian yang terjadi umum, jadi perlu dibedakan dengan kematian sel yang diikuti dengan nekrosis. Pada saat terjadi kematian umum mungkin masih terdapat sel dan jaringan yang masih sempat melanjutkan beberapa aktivitas, misalnya sel yang sedang bermitosis masih dapat menyelesaikan pembelahannya. Tetapi kemudian segala kegiatan pada jaringann dan sel akan terhenti sama sekali.
Kriteria diagnostik penentuan kematian :
1.      Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya (respon terhadap komandoatau perintah, dan sebagainya).
2.      Tidak ada gerakan otot serta postur, dengan catatan pasien tidak sedang berada dibawah pengaruh obat-obatan curare.
3.      Tidak ada reflek pupil.
4.      Tidak ada reflek kornea.
5.      Tidak ada respon motorik dari saraf kranial terhadap rangsangan.
6.      Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotracheal didorong kedalam.
7.      Tidak ada reflek vestibulo-okularis terhadap rangsangan air es yangdimasukkan ke dalam lubang telinga.
8.      Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukuplama walaupun pCO2 sudah melampaui wilayah ambang rangsangan napas(50 torr).

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi  Perubahan Pada Kematian
            Pada kematian tubuh terjadi serangkain perubahan. Perubahan-perubahan ini juga dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Diantaranya suhu sekitarnya, suhu tubuh pada saat terjadinya kematian dan adanya infeksi umum :
1.      Algor Mortis
Ialah perubahan suhu badan, sehingga suhu badan menjadi kurang lebih sama dengan suhusekitarnya, perubahan ini terjadi karena metabolism yang terhenti.
Gambar bisa dilihat di gambar 1.0
Algor.jpg
Gambar 1.0
2.      Rigor Mortis
Sesudah dua sampai tiga jam akan terjadi kaku mayat, yang disebabkan oleh otot-otot menjadi kaku akibat aglutinasi dan presipitasi protein pada otot-otot. Mula-mula terjadi pada otot-otot infolunter, diikuti oleh otot-otot volunter disekitar kepala dan leher, dan akhirnya menjalar keseluruh tubuh.kaku mayat biasanya menetap sampai 2-3 hari, dan kemudian menghilang. Kaku mayat timbul lebih cepat dan lebih keras dalam keadaan tertentu. Pergerakan yang banyak sebelum kematian ,misalnya prajurit dalam peperangan, demam yang tinggi, kecapaian dansuhu sekeliling yang tinggi,mempercepat terjadi nya kaku mayat. sebaiknya pada penderita yang sakit lama, cachexia, kaku mayat timbul lebih lambat.
Gambar bisa dilihat di gambar 2.0

Rigor Mortis.jpg
Gambar 2.0
3.              Livor Mortis
Perubahan warna terjadi karena sel-sel darah mengalami hemolysis dan darah turun ke tempat yang bawah, sehinggan mengakibatkan lebam-lebam mayat pada bagian-bagian terbawah. Karena pembusukan maka terbentuk sulfide. Biasanya sekitar usus.
Gambar bisa dilihat di gambar 3.0
Livor Mortiis.jpg
Gambar 3.0
4.              Pembekuan Darah
Terjadi segera setelah penderita meninggal. Dapat pula terjadi pada masa agoni (algonialclots). Beku darah yang terjadi setelah orang meninggal disebut post mortem clots, warnanya merah, elastic atau seperti agar – agar (cruor clots) dan beku darah ini tidak melekat erat pada dinding pembuluh darah jantung. Bila beku darah terbentuknya lambat, maka beku darah nampak  berlapis-lapis ; sel darah merah karena lebih berat merupakan lapis terbawah, diantaranya leukosit dan paling atas ialah lapis yang berwarna kuning terdiri atas plasma darah dan sedikit leukosit. Beku darah semacam ini terdapat di dalam jantung dan dapat di temukan pada bedah mayat.Bagian terbawah yang, merah dan mengandung eritrosit di sebut cruor clots dan bagian atas yangkuning karena menyerupai lemak ayam di sebut sebagai “chicken fat clot”.
5.              Pembusukan (putrefatiction) dan Autolysis
Akibat pengaruh fermen-fermen pada tubuh, jaringan mengalami autodigestion.
Pada jaringan tertentu seperti mukosa lambung, kandung empedu, autolysis cepat terjadi,karena itu biasanya tidak dapat diperoleh sediaan mikroskopik yangbaik. Pada umumnya makin tinggi ferensiasi jaringan, makin cepat autolysis. Sedangkan jaringan penyokong lebih awet. Pembusukan terjadi akibat masuknya kuman saprofitik, biasanya kuman ini berasal dari usus. Gas H2S maka jaringan sekitar usus tampak kehijauan.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Mati merupakan berhentinya kehidupan dikarenakan seluruh organ vital berhenti bekerja.
3.2 Kritik dan Saran
Allhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Walaupun di dalamnya msasih banyak kekurangan, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan khususnya dan dari dosen pembimbing.

Friday, May 17, 2013

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada korban disengat lebah/ tawon

Info Kesehatan ::
setiap manusia pasti pernah mengalami kejadian disengat lebbah..
kalau ada yg belum.. ya ALLHAMDULILLAH.. HEE..
OKE..
kali ini sya akan berbagi ilmu Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pda korban disengat lebah/ tawon....
Tindakan yang harus anda lakukan ::
1. Bila terkena sengat lebah, cabutlah sengat2 itu. Anda tdk boleh menggunakan kuku atau pinset karena akanmembuat racun cepat masuk ke dalam tubuh. Cabutlah sengatannya dgn menggunakan pisau yang persih. Bisa juga mendorongnya ke arah samping.
2. Balutlah bagian yang tersengat dan basami dgn larutan garam inggris.
3. beri kompres dingin pada luka gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
4. Beri salep Antihistamin yg dijual bebas di apotek.
5. Beri Sirup Parasetamol pda korban sesuai aturan pakai.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH.. :)

Sumber : Buku Cerdas P3K 101 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (Shinta Margareta)

Sunday, May 12, 2013

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada Kasus Tersengat Lebah/ Tawon

Info Kesehatan ::
setiap manusia pasti pernah mengalami kejadian disengat lebbah..
kalau ada yg belum.. ya ALLHAMDULILLAH.. HEE..
OKE..
kali ini sya akan berbagi ilmu Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pda korban disengat lebah/ tawon....
Tindakan yang harus anda lakukan ::
1. Bila terkena sengat lebah, cabutlah sengat2 itu. Anda tdk boleh menggunakan kuku atau pinset karena akanmembuat racun cepat masuk ke dalam tubuh. Cabutlah sengatannya dgn menggunakan pisau yang persih. Bisa juga mendorongnya ke arah samping.
2. Balutlah bagian yang tersengat dan basami dgn larutan garam inggris.
3. beri kompres dingin pada luka gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
4. Beri salep Antihistamin yg dijual bebas di apotek.
5. Beri Sirup Parasetamol pda korban sesuai aturan pakai.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH..

Sumber : Buku Cerdas P3K 101 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (Shinta Margareta)